Meski demikian, Emil mengaku akan mematangkan kembali konsekuensi bagi peternak yang menolak hewan ternaknya divaksin. Selanjutnya, akan dilakukan metode komunikasi. Mungkin ada informasi yang belum mereka dapat akan diberi kesempatan.
“Makanya kami sudah meminta disegerakan kebijakan apa yang harus dilakukan apabila peternak tidak ingin hewannya divaksin. Sebab, vaksin yang diberikan bukan sembarang vaksin karena sudah mendapat persetujuan dari para pakar dan kementerian,” jelasnya.
Dia menambahkan, beberapa hari terakhir, angka penularan menunjukkan tren penurunan. Sebelumnya, penularannya mencapai 6.000 per hari, kini berada di kisaran 2.000. Artinya, ada perlambatan penyebaran yang dapat dikaitkan dengan peningkatan upaya prevenif untuk mobilitas dari hewan ternak hidup maupun potensi petugas ternak yang mengunjungi kandang per kandang.
“Ini yang biasa disebut by security baik itu pemakaian pakaian pelindung maupun disinfektan,” ujarnya. (TYO)