sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ada Sinyal Lesunya Daya Beli Kelas Menengah ke Bawah, Apa Saja Penyebabnya?

Economics editor Nia Deviyana
27/03/2025 16:35 WIB
CORE Indonesia mengungkap faktor-faktor yang menjadi penyebab melemahnya daya beli kelompok rumah tangga kelas menengah dan menengah bawah saat ini.
Ada Sinyal Lesunya Daya Beli Kelas Menengah ke Bawah, Apa Saja Penyebabnya? Foto: MNC Media.
Ada Sinyal Lesunya Daya Beli Kelas Menengah ke Bawah, Apa Saja Penyebabnya? Foto: MNC Media.

2. Sulit Mencari Kerja di Sektor Formal

Selain fenomena PHK besar-besaran, sulitnya mencari pekerjaan yang layak bagi pekerja kerah putih juga menjadi faktor menurunnya pendapatan dari yang selayaknya diterima.

Kemudian, melambatnya pertumbuhan upah riil di sektor industri, perdagangan, pertanian, dan jasa lainnya menambah beban rumah tangga pekerja. 

Upah riil adalah jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah nominal yang diterima pekerja. Upah ini mencerminkan daya beli pekerja setelah memperhitungkan inflasi.

Upah riil sektor industri manufaktur yang diharapkan mampu menjadi bantalan bagi masyarakat, justru menyebabkan penurunan daya beli pekerja sektor tersebut sebesar 0,7 persen pada 2024. Padahal, pada 2022 dan 2023, daya beli pekerja manufaktur masih meningkat sekitar 5,6 persen.

Begitu juga dengan upah riil sektor pertanian terkontraksi 0,6 persen. Sektor penyedia akomodasi dan makanan minuman turun 1,4 persen.

Upah riil sektor perdagangan, meskipun tidak terkontraksi, menunjukkan perlambatan sebesar 0,1 persen pada 2024, jika dibandingkan dengan pertumbuhan 10 persen pada 2022. 

Kontraksi dan perlambatan pertumbuhan upah riil ini menjadi sumber utama ganjalan daya beli kelompok rumah tangga kelas menengah dan menengah ke bawah. 

Dengan kemampuan seadanya, rumah tangga harus mengompensasi kebutuhan yang semakin banyak, terutama untuk keperluan perumahan dan fasilitas rumah tangga dan makanan minuman.

"Berbagai akumulasi faktor yang sudah terjadi sejak 2024 di atas memicu pelemahan daya beli kelompok rumah tangga kelas menengah dan menengah ke bawah. Polemik ini tidak bisa dibiarkan saja, sebab berkaitan dengan konteks makro yang lebih luas," demikian CORE Insight.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement