IDXChannel - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama mengaku keuntungan yang diperoleh Pertamina dari penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terbilang kecil.
Menurutnya, keuntungan yang diperoleh Pertamina paling tipis, jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan kompetitor, seperti Shell, Vivo, dan perusahaan swasta di pasar retail BBM di Indonesia.
Lelaki yang akrab dipanggil Ahok itu menilai sebab utaman keuntungan tipis yang diperoleh Pertamina lantaran pemerintah memilih tidak menaikan harga BBM bersubsidi, manakalah harga minyak mentah dunia melambung tinggi.
"Dibandingkan dengan swasta, mereka naikan, kita gak naikan, kita terus terang jual minyak di SPBU itu ambil untung paling tipis," ujar Ahok saat ditemui wartawan, ditulis Rabu (19/7/2023).
BUMN minyak dan gas bumi (migas) itu memang berhasil membukukan pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perseroan. Dari laporan konsolidasi 2022, laba bersih perusahaan mencapai USD 3,81 miliar atau setara Rp 56,6 triliun.
Angka tersebut naik 86 persen dibanding tahun buku 2021 yakni berada di posisi USD 2,05 miliar atau Rp29,3 triliun. Ahok mengatakan keuntungan Pertamina lantaran adanya optimalisasi biaya.
"Pertamina untung karena optimalisasi biaya sebetulnya. Kita kan jual minyak, orang suka salah paham soal subsidi, ini supaya masyarakat paham ini, kita kan ditentukan Rp 1,100, kalau minyak lagi tinggi, pemerintah dan tidak naikan minyak," katanya.
Lantaran harga BBM subsidi tidak mengalami penyesuaian terhadap dinamika pasar retail minyak dunia, Pertamina pun nombok alias menutupi kerugian dengan menggunakan arus kas perusahaan, yang menyebabkan cash flow perseroan migas ini memerah atau negatif.