IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi masih positif hingga akhir tahun ini. Sebagaimana diketahui, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 tumbuh sebesar 5,44% secara tahunan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah selalu mendorong optmisime pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, optimisme merupakan bagian dari kemenangan.
"Pada kuartal III dan IV pertumbuhan ekonomi sekitar 5,2% secara tahunan. Hal ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, serta pembentukan modal tetap bruto, juga laju industri pengolahan yang kuat," kata Airlangga dalam BNI Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Airlangga memaparkan hingga kuartal III 2022, neraca perdagangan pada Agustus tercatat surplus USD5,76 miliar. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar USD4,22 miliar.
Selain itu, indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat di angka 117,2 pada September. Adapun, posisi cadangan devisa tercatat sebesar USD130,8 miliar.
“Ini membuktikana bahwa tingkat resiliensi Indonesia masih relatif tinggi,” kata dia.
Lebih lanjut, Airlangga menyebut banyaknya perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga merupakan bentuk optimisme untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik.
“Perusahaan yang melantai di bursa itu adalah perusahaan yang optimis, dan biasanya juga perusahaan yang di atas rata-rata atau menjadi top tier di tiap sektornya,” kata Airlangga.
Sebagai informasi, per 27 September 2022 terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Adapun, perusahaan yang tengah antre tersebut terdiri dari satu perusahaan dari sektor bahan baku, tiga dari sektor industri, empat perusahaan sektor tranportasi, dan tiga perusahaan di sektor non siklikal.
Kemudian, sebanyak enam perusahaan dari sektor siklikal. lima perusahaan sektor teknologi, enam dari sektor kesehatan, tiga perusahaan sektor energi, dua perusahaan dari sektor keuangan, dan satu perusahaan dari sektor properti serta infrastruktur.
Dari 35 calon perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline pencatatan saham tersebut, beberapa di antaranya bergerak pada sektor energi, teknologi, dan keuangan yang menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun. (NIA)