sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Sebut Peran Aktif RI dalam Penerapan Pembangunan Berkelanjutan Sangat Nyata

Economics editor Fahmi Abidin
18/04/2021 22:39 WIB
RI memimpin forum dialog Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT) sebagai co-chair bersama dengan Inggris, selaku tuan rumah KTT Perubahan Iklim COP26.
Airlangga Sebut Peran Aktif RI dalam Penerapan Pembangunan Berkelanjutan Sangat Nyata. (Foto : MNC Media)
Airlangga Sebut Peran Aktif RI dalam Penerapan Pembangunan Berkelanjutan Sangat Nyata. (Foto : MNC Media)

“Indonesia akan memimpin dengan memberikan contoh (leading by example),” kata Menko Airlangga.

Sejatinya Indonesia telah mengambil langkah-langkah konkret sebagai negara pertama yang mengimplementasikan Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bersama Uni Eropa dan Inggris. Indonesia juga telah melakukan penguatan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Pada 2020, Indonesia juga telah berhasil menurunkan 91,84% luas area kebakaran lahan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kebakaran hutan di Indonesia pada tahun lalu adalah seluas 300.000 hektare, sementara itu di Amerika Serikat seluas 3,5 juta hektare, di Uni Eropa seluas 400.000 hektare, hutan amazon seluas 2,2 juta dan 18,6 juta hektare di Australia pada periode yang sama.

Dalam sesi yang sama, Menteri Pasifik dan Lingkungan Inggris, Lord Zac Goldsmith menyampaikan pentingnya membangun momentum dan meningkatkan kolaborasi dalam menyusun peta jalan dan merumuskan aksi-aksi konkret untuk dapat disepakati nantinya pada Sidang Perubahan Iklim COP26 di Glasgow. Undangan dan tawaran Co-chairmanship Dialog FACT kepada Indonesia merefleksikan pengakuan Inggris terhadap komitmen kuat Indonesia dalam penanganan di bidang perlindungan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

“Terdapat peluang bagi dunia untuk melakukan suatu pendekatan yang berkelanjutan antara pemanfaatan lahan dan produksi komoditas senilai USD4,5 triliun setiap tahun hingga 2030, seraya menjaga lingkungan,” ujar Lord Goldsmith.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement