sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Ungkap Berbagai Negara Dukung Presidensi G20 Indonesia di 2022

Economics editor Fahmi Abidin
31/10/2021 19:06 WIB
Beberapa negara telah mencapai suatu kesepakatan yang baik, dan mereka sangat mendukung Presidensi Indonesia dalam G20 tahun depan (2022).
Airlangga Ungkap Berbagai Negara Dukung Presidensi G20 Indonesia di 2022. (Foto: MNC Media)
Airlangga Ungkap Berbagai Negara Dukung Presidensi G20 Indonesia di 2022. (Foto: MNC Media)

Menko Airlangga juga mengungkapkan tentang rencana pembangunan industri Green Hydrogen (Hidrogen Hijau) di Kalimantan Utara pada kawasan seluas 13 ribu hektare. “Yang sekarang sedang dibahas (investasinya) dengan Fortescue Metals Group (FMG) yang dipimpin oleh Andrew Forest yaitu sebesar 3 ribu hektare, dan itu akan mengintegrasikan antara energi berbasis hydro, lalu investasi di bidang pembangkitan hydrogen economy, dan juga terkait petrokimia kompleks. Diharapkan proyek tersebut akan melakukan penyerapan energi dan pembangkitan listrik yang besar,” jelas Menko Airlangga.

Kedua, dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dibahas tentang kerja sama di bidang alat utama sistem senjata (alutsista) yang produksi bersama kedua negara, termasuk mengenai keterlibatan, ketersediaan, maupun konten lokal. Prancis tentunya juga mendukung Indonesia dalam Presidensi G20 tahun 2022.

“Dalam posisi Presiden Prancis yang saat ini juga menjabat sebagai Presiden Uni Eropa (UE) tentu Pak Presiden juga minta adanya akselerasi pembahasan dari Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA), yang kita harapkan akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Eropa dan sebaliknya, jadi ‘kue’ Indonesia di Eropa bisa meningkat. Diharapkan juga dengan Presidensi Indonesia G20, kita akan mempunyai daya tawar yang tinggi, sehingga diharapkan akan ada manfaat untuk menyelesaikan itu,” ungkap Menko Airlangga.

Ketiga, ketika pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dibahas juga mengenai kerja sama Indonesia-Turki CEPA, khususnya tentang minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia. Menko Airlangga mengatakan bahwa pasar CPO Indonesia yang awalnya besar di Turki, namun sekarang turun nilainya akibat ada negara tetangga Indonesia yang mempunyai CEPA juga. “Jadi untuk mengembalikannya, tentu kita perlu mengakselerasi ini. Bapak Presiden menugaskan Menteri Perdagangan menangani CEPA (dengan Turki) tersebut,” katanya.

Terakhir mengenai UMKM, Menko Airlangga memaparkan bahwa hal ini menjadi prioritas Indonesia, seperti yang terungkap ketika Presiden Jokowi berpidato pada side event KTT G20 yang membahas soal UMKM dan bisnis milik perempuan.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement