Perkara seed vaccine itu baik dari kualitas dan masalah harga vaksin yang dinilai akan menjadi mahal. Bio Farma dan Eijkman hingga kini terus melakukan optimalisasi pengembangan seed vaccine sebelum masuk pada tahap uji praklinis.
"Kami terus melakukan bersama- sama dengan Eijkman, ada peneliti dari Eijkman hingga hari ini pun masih melakukan kerja sama dengan tim kami di Bandung untuk pengembangam Seed vaccine ini. Dan alhamdulilah prototipe yang ketiga ini sudah memenuhi standar industri dan segera kita akan masuk ke tahap uji praklinis dengan Eijkman," ungkapnya.
Perihal vaksin BUMN, Bio Farma sudah menggandeng pengembang vaksin asal Amerika Serikat, Baylor College Medicine. Tercatat, ada dua formula yang digunakan perseroan dalam pengembangam vaksin BUMN yakni formula adjuvan alum dan novel ajuvan spiji (alum +CpG).
Formula adjuvan alum sudah mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) untuk uji klinik Fase 1 dari Badan POM yang sudah ditandatangani sejak 6 Desember 2021 lalu.
"Untuk formula pertama yang menggunakan formula adjuvant alum ini kita sudah mulai uji klinisnya dari Desember kemarin dan sampai hari ini sudah dilakukan penyuntikan kedua daripada semua relawan yang terlibat. Dimana, relawannya kita lakukan 30 subjek dewasa dan 30 sebagai pembanding, termasuk lansia," katanya. (TIA)