Adrian mencontohkan lahirnya industri fintech lending yang didorong tingginya credit gap di Indonesia, yakni mencapai Rp 1.650 triliun per 2018, khususnya di kalangan masyarakat unbanked dan underserved. Kehadiran fintech lending diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dari masalah ini.
“Terima kasih untuk mitra kami yang sigap dan saling bahu-membahu untuk kesuksesan 4th IFS 2022. Kami juga mengundang masyarakat luas, melalui IFS maupun BFN, untuk #MajuBersamaFintech," beber Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir.
Adapun ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh hingga USD 130 miliar pada 2025, salah satunya dipengaruhi oleh adopsi layanan keuangan digital.
(Penulis Hafiz Habibie magang)
(SAN)