sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Aktivitas Pabrik di Jepang Turun Dratis di Maret 2025, Cetak Rekor Terendah dalam Setahun Terakhir

Economics editor Ibnu Hariyanto
24/03/2025 09:14 WIB
Aktivitas pabrik Jepang menurun dengan laju cepat dalam satu tahun terakhir.
Aktivitas pabrik Jepang menurun dengan laju cepat dalam satu tahun terakhir. (foto: MNC Media)
Aktivitas pabrik Jepang menurun dengan laju cepat dalam satu tahun terakhir. (foto: MNC Media)

IDXChannel- Aktivitas pabrik Jepang menurun dengan laju cepat dalam satu tahun terakhir. Penurunan itu disebabkan berkurangan produksi dan pesanan baru yang menjadi tanda yang mengkhawatirkan bagi perekonomian.

Dilansir Channel News Asia, Senin (24/3/2025), Indeks PMI manufaktur kilat dari Bank Sentral Jepang turun menjadi 48,3 di Maret 2025. Angka ini jadi terendah dalam satu tahun terakhir.

Meski demikian, Indeks ini tetap berada di bawah ambang batas 50,0 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut.

Sementara itu, prospek bisnis secara keseluruhan merosot ke level terendah sejak Agustus 2020. Perusahaan-perusahaan mengungkapkan kekhawatiran tentang faktor-faktor seperti kenaikan biaya, kekurangan tenaga kerja, dan ketidakpastian lingkungan perdagangan global.

"Inflasi yang kuat, ditambah dengan kekhawatiran atas kekurangan tenaga kerja, populasi yang menua, belanja klien yang lemah dan meningkatnya ketidakpastian atas lingkungan perdagangan internasional mengurangi optimisme," kata Associate Director Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, Annabel Fiddes.

Situasi ini disebabkan produksi dan pesanan baru mengalami kontraksi di Maret. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan mengurangi aktivitas pembelian dan memangkas inventaris mereka.

Selain itu, perusahaan-perusahaan meningkatkan jumlah tenaga kerja selama empat bulan berturut-turut di tengah kekurangan tenaga kerja. Tekanan inflasi tetap tinggi dan indeks harga input dan indeks biaya output mempertahankan tren ekspansif.

"Tekanan biaya tetap tinggi di bulan Maret, dengan biaya input secara keseluruhan meningkat tajam di kedua sektor yang dipantau, yang menyebabkan kenaikan harga jual yang solid," kata Fiddes.

Bahkan dalam sebuah survei sektor jasa juga kehilangan momentum dengan aktivitas bisnis yang berkontraksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. Padahal sektor ini sebelumnya menjadi titik terang dalam perekonomian Jepang.

(Ibnu Hariyanto)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement