Dia juga menyebut, beberapa hari lalu COVAX telah menyampaikan tidak dapat memenuhi target pengiriman 2 miliar dosis vaksin hingga akhir tahun. Bahkan COVAX, yang merupakan program bersama untuk mendukung akses penanggulangan COVID-19 melalui kolaborasi mempercepat penelitian, produksi, dan akses yang setara atas vaksin COVID-19, telah menetapkan deadline baru untuk target ini yaitu kuartal pertama 2022.
Retno menegaskan, arti penting dose-sharing juga disampaikan oleh Dirjen WHO pada 5 September lalu, saat bertemu dengan Menkes negara G-20, yang menyebutkan 3 hal langkah luar biasa diperlukan saat ini untuk atasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin.
“Langkah tersebut adalah Queue swapping atau pertukaran antrean dosis antara negara dengan tingkat vaksinasi tinggi dengan rendah, termasuk melalui COVAX Facility. Kedua, mempercepat realisasi dose-sharing. Dan terakhir transfer teknologi dan know-how untuk mendukung produksi vaksin di kawasan lain,” paparnya. (TIA)