Dalam proses evaluasi yang telah dilakukan, EMI dilaporkan sukses meraih skor 81,66 (AA). Capaian tersebut meningkat dibanding hasil evaluasi yang dilakukan pada 2021, di mana skor yang didapat masih 67,74 (A).
"Digitalisasi proses bisnis yang kami lakukan salah satunya melalui pengembangan audit energi terdigitalisasi. Selain itu, EMI terus melakukan transformasi sistem dan prosedur korporat dengan penyusunan enterprise risk management (ERM) untuk memitigasi risiko bisnis, terutama pada bidang konservasi energi dan lingkungan," tutur Surya.
Di sisi lain, dalam mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional, EMI akan melanjutkan pengembangan bisnis biomassa sebagai salah satu sumber energi terbarukan (EBT) yang berpotensi besar.
Penggunaan biomassa untuk co-firing pada pembangkit dapat menghasilkan energi bersih dan berkelanjutan sambil mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
"EMI terus berkomitmen untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan strategisnya. Sambil berupaya untuk berkontribusi dalam pembangunan energi nasional yang berkelanjutan," tegas Surya.