Hardy mengatakan 11 ruas tersebut terdiri dari ruas preservasi Jalan Kuala Kurun-Sei Hanyu-Tumbang Lahung (83,04 km) dengan anggaran Rp56,78 miliar, preservasi Jalan Tumbang Lahung-Simpang Muara Laung (60,28 km) dengan anggaran Rp81,14 miliar, dan Rehabilitasi longsoran Jalan Kuala Kurun-Sei Hanyu-Tumbang Lahung-Simpang Muara Laung (0,23 km) dengan anggaran Rp27,88 miliar.
Selanjutnya yakni Preservasi Jalan Puruk Cahu-Pasar Punjung (41,27km) dengan anggaran Rp14,65 miliar, Preservasi Jalan Pasar Punjung-BTS. Kota Muara Teweh+Jalan Dalam Kota (64,25 km) dengan anggaran Rp43.4 miliar, serta Rehabilitasi Longsoran Jalan Puruk Cahu-Pasar Punjung-Bts.Kota Muara Teweh+Dalam Kota (0,15 km) dengan anggaran Rp8,37 miliar.
Ruas Puruk Cahu-Pasar Punjung-Bts.Kota Muara Teweh merupakan jalan penghubung antara Kabupaten yang menjadi jalur utama dalam mensuplai barang maupun jasa di beberapa wilayah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, sehingga longsor yang menyebabkan keretakan pada bagian jalan pada tahun 2021 silam mengakibatkan aktivitas pengiriman barang dan jasa menjadi terhambat.
Ruas jalan berikutnya yang dilakukan pemeliharaan pada tahun 2021 adalah Jalan Malawaken-Bts.Kota Muara Teweh-Benangin (81,80 km) dengan anggaran Rp42,71 miliar, Jalan Benangin-Lampeong Bts. Prov Kaltim (59,14 km) dengan anggaran Rp96,46 miliar, rehabilitasi longsoran Jalan Benangin-Lampeong-Bts. Kaltim (0,03 km) dengan anggaran Rp 2,49 miliar, preservasi Jalan Bts. Kota Muara Teweh-Kandui (54,62 km) dengan anggaran Rp7,46 miliar, dan preservasi Jalan Kandui-Patas-Ampah (70,96 km) dengan anggaran Rp24,86 miliar. (TIA)