Sedangkan jumlah penduduk miskin di perdesaan, pada Maret 2021 sebanyak 2,73 juta orang. Pada September 2021, jumlah tersebut turun menjadi 2,49 juta orang. Dan pada Maret 2022 turun lagi menjadi 2,45 juta orang. "Penurunan angka kemiskinan tak lepas dari dukungan kuat seluruh elemen strategis se -Jatim," ujar Khofifah.
Meski penurunan angka kemiskinan ini cukup signifikan, Khofifah mengajak seluruh elemen strategis di Jatim untuk tetap berupaya lebih keras lagi untuk melakukan percepatan kesejahteraan masyarakat Jatim. "Pencapaian kita sudah sangat luar biasa. Namun, kita tidak ingin cepat puas karena masih ada penduduk miskin di Jatim yang membutuhkan intervensi lebih signifikan lagi agar mereka dapat tumbuh dan lepas dari kemiskinan," tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, penurunan kemiskinan di Jatim dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Jatim yang terus membaik, pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat, percepatan penyaluran dana desa, penyaluran bansos, dan pelaksanaan program-program pemerintah daerah lainnya. "Pada bulan Maret 2022 di Jatim puncak panen padi. Nilai tukar petani juga mengalami kenaikan, aktifitas masyarakat juga sudah kembali pulih," katanya.
(SAN)