"Itu berjalan mulai dari Maret 2023, kami memastikan pemanfaatan volume di Bendungan dengan cara mengatur volume Bendungan itu semaksimal mungkin," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, dalam Kick-off 10th World Water Forum (WWF) 2024, Rabu (15/2/2023).
Dengan adanya pengaturan air tersebut, menurut Jarot, diharapkan dapat membuat daerah sekitar mendapatkan air sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga, air yang mengalir dapat digunakan secara optimal untuk berbagai kebutuhan.
Dalam menentukan daerah yang terkena dampak pengaturan air, dilakukan melalui proses kajian mendalam dari instansi pemerintah terkait. Analisis itu menjadi rujukan bagi Kementerian PUPR.
"Kalau sudah masuk di dalam musim kemarau kami akan tutup. Di sini sangat diperlukan adalah pengoperasian pintu-pintu bendungan," tutur Jarot.
Bendungan-bendungan yang telah disiapkan mengambil langkah pengaturan terdapat di 3230 titik di 20 provinsi.
"Kepala satuan operasi pemeliharaan dan kepala satuan operasi hitung lebih fokus bekerja untuk mengatur bendungan-bendungan yang sudah ada," ungkap Jarot.
Kemudian, juga akan dilakukan rehabilitasi terhadap sumber-sumber air sebanyak 25 titik di 12 provinsi, disamping juga akan ditambah lagi sebanyak 37 titik pada 19 provinsi lainnya.
Selain itu PUPR juga melakukan inventaris peralatan bor yang mencapai 26 unit. Alat tersebut akan dioptimalkan untuk membuat sumur, kala terjadi kekeringan di suatu wilayah.