"Kami memproyeksikan di tahun 2050 jumlah produksi beras akan turun hingga 20 persen dan harga akan naik 20 persen. Namun dengan menggunakan teknologi, cukup memberikan prospek yang baik, produktivitas beras menjadi lebih tinggi," katanya.
Hal yang sama juga diungkap oleh Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas, Yusra Egayanti.
Ia menilai salah satu solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan pemanfaatan benih PRG di sektor pertanian.
"Dengan populasi penduduk yang diprediksi mencapai 324 juta jiwa pada tahun 2045, tentu harus dibarengi dengan kesiapan kita memproduksi bahan pangan yang lebih besar. Salah satu teknologi yang kami tepat adalah dengan pemanfaatan benih PRG di sektor pertanian," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CropLife Indonesia, Agung Kurniawan, mencontohkan keberhasilan beberapa negara Asia seperti Vietnam dan Filipina yang telah mengadopsi bioteknologi lalu mengalami peningkatan produktivitas pertanian hingga 30 persen.