IDXChannel - Guna memitigasi dan mengedukasi masyarakat terkait potensi gempa bumi dan tsunami yang ada di pantai selatan Jawa, Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) menggelar sekolah lapang gempa bumi di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Sekolah kegempaan lapangan ini diikuti sejumlah unsur tim penyelamat mulai dari BPBD, PMI, kepolisian, TNI, hingga relawan - relawan masyarakat, yang digelar di Balai Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, pada Selasa dan Rabu (8-9/6/2021).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat membuka sekolah lapang gempa bumi mengatakan, sekolah ini menjadi bagian dari mitigasi bencana yang dilakukan oleh BMKG. Supaya masyarakat bisa menyelamatkan diri secara mandiri terlebih dahulu saat adanya bencana dengan skenario terburuk.
"Sekolah lapangan gempa itu sudah menjadi program rutin di BMKG. Jadi sekolah lapangan gempa dan tsunami ini program tahunan di BMKG yang didukung oleh pemerintah daerah rawan," ujar Dwikorita, saat memberikan arahan di sekolah lapang gempa bumi, pada Selasa siang.
Di sekolah lapang gempa ini dijelaskan Dwikorita, masyarakat diajari bagaimana caranya menyelamatkan diri secara mandiri terlebih dahulu saat adanya gempa. Dimana potensi tsunami muncul rata - rata 20 menit pasca gempa. Dari sana disampaikan Dwikorita harapannya masyarakat bisa mengevakuasi diri terlebih dahulu.
"Belajar gempa di Palu menit ke-2, dan menit ke - 3 tsunami sudah datang, kalau dari BMKG pengumuman (data gempa dan kemungkinan potensi tsunami) lebih dari 5 menit. Kalau di selatan Jawa Timur paling cepat potensi tsunami 20 menit. Jadi warga diharapkan 1 atau 2 menit bisa langsung menjauh dari pantai, sedangkan menit 2 - 3 mencari tempat yang aman. Kalau di sini daerah amannya 21 meter dari (pantai)," ucap Dwikorita.
Dirinya menegaskan sekolah lapang ini sifatnya ada sebagai kewaspadaan dan menyiapkan diri sebelum bencana terjadi. "Sekali lagi kami tegaskan ini bukan menakut - nakuti, tapi sekolah lapangan gempa ini sifatnya menyiapkan masyarakat kalau seandainya nanti terjadi," tegasnya.
Di sekolah lapang ini dikatakan Dwikorita, masyarakat bakal diajarkan bagaimana menyiapkan langkah usai terjadi gempa yang berpotensi tsunami, mulai dari bekal apa yang dibawa dan menyelamatkan diri kemana. Apalagi tadi pihaknya telah mencanangkan tas siaga bencana yang bisa dimanfaatkan warga.
"Sekolah lapang gempa bumi dalam upaya untuk menyiapkan itu semua. Masyarakat juga akan diberikan simulasi saat terjadi bencana gempa bumi," pungkasnya.
(IND)