Tetapi pihak puskesmas mengaku sudah kewalahan, karena terlalu banyaknya warga yang meninggal akibat Covid-19 di waktu yang bersamaan pada waktu itu.
"Pihak puskesmas menyarankan untuk dilakukan pemakaman secara mandiri, karena pengurusan jenazah Covid-19 di puskesmas antreannya cukup banyak, dan dapat antrean ke-10," jelasnya.
Mendengar penjelasan itu, pengurus lingkungan kaget, karena berarti proses pemakaman baru bisa dilakukan dua hari kemudian dan ini sangat memberatkan.
Akhirnya, kepengurusan jenazah warga itu diserahkan ke pihak Gereja. Tetapi karena tahu warga meninggal Covid-19, mereka juga menolak. Lingkungan pun akhirnya menghubungi pihak ketiga.
"Akhirnya, saya mencoba pihak ketiga yang bisa mengurus pemakaman jenazah covid secara mandiri. Tetapi keluarga mengeluh, karena tidak bisa menyiapkan biaya Rp5 juta," paparnya.