Apple telah mengatakan kepada mitra manufakturnya bahwa mereka ingin mulai mencoba melakukan lebih banyak pekerjaan di luar China. Apple dan China telah menghabiskan beberapa dekade bersama, dengan hubungan yang sebagian besar saling menguntungkan.
Tetapi saat ini sedang terjadi transisi yang disebabkan oleh dua faktor yang saling mendukung terancamnya kekuatan ekonomi China. Generasi muda China kini juga tidak lagi bersemangat untuk bekerja merakit elektronik dengan upah yang minim.
Tiga tahun setelah Covid-19, China masih berusaha untuk menghancurkan wabah dengan langkah-langkah seperti karantina, sedangkan negara lain telah kembali ke keadaan seperti sebelum terjadinya pandemi.
Protes yang terjadi di kota-kota China selama seminggu terakhir, dimana beberapa demonstran menyerukan penggulingan Presiden Xi Jinping dan menunjukkan kritik atas pembatasan Covid-19, juga menjadi perhatian bagi Apple dan sejumlah perusahaan barat lainnya.
Risiko terlalu banyak konsentrasi di China sebenarnya telah lama diketahui oleh para eksekutif Apple, namun selama bertahun-tahun mereka tidak berbuat banyak untuk mengurangi risiko-risiko tersebut. Hal tersebut juga dikarenakan China memasok tenaga kerja yang melek huruf dan rajin, stabilitas politik dan pasar lokal yang besar untuk produk Apple.
Alyssa Nazira
(SLF)