Dirinya menuturkan, awalnya arisan yang berlangsung sejak Januari 2021 ini sempat lancar - lancar saja. Bahkan ia dijanjikan keuntungan berlipat-lipat telah menerima setidaknya empat kali mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang ia setorkan. Dimana dijelaskan FD, ada dua jenis arisan yang bisa diikuti masyarakat
"Ada dua macam arisan sama investasi, inves (investasi) kita seumpama bayar Rp 1.250.000 dalam waktu 15 hari atau 7 hari dapat Rp 1.300.000, Rp 1.500.000 kayak gitu itu. Kalau arisan menurun dapat pertama memang bayarnya lebih banyak bayar terakhir dapatnya sedikit cuma dapatnya sedikit, cuma dapatnya lama," ungkapnya.
"Sistemnya kayak rebutan cepat - cepatan, acak grupnya dilock. Sebelum dilock ngasih info, sampai berapa sudah ada nominalnya. Dapatnya misalnya Rp 1 juta untuk 5 orang, nomor 1 bayarnya 700 (Rp 700 ribu), nomor 2 semakin menurun," imbuh FD menjelaskan sistem kerjanya.
NA meyakinkan korbannya bisa melipatgandakan uang pun memberikan iming - iming yang sama, kepada para orang yang menginvestasikan uangnya untuk mengikuti arisan online tersebut. NA bahkan juga memberikan foto KTP kepada FD, RCF, dan DV, serta beberapa nasabahnya. "Iming - imingnya dapat uang lebih, misalkan kita dikasih Rp 300 ribu, baliknya Rp 500 dalam jangka waktu beberapa hari," katanya.
Dari penuturan FD, terdapat setidaknya ada sekitar lebih dari 50 orang yang mengikuti arisan online ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Malang, Jakarta, hingga Yogyakarta, total estimasi kerugian mencapai Rp 1,5 miliar.