sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Arisan Online Jerat Puluhan Korban di Malang, Kerugian Capai Rp1,5 Miliar

Economics editor Avirista M/Kontributor
29/06/2021 07:27 WIB
Diduga arisan online ini korbannya mencapai sekitar lebih dari 50 orang dengan total kerugian mencapai Rp 1,5 miliar.
Tiga korban melaporkan penipuan arisan onlie ke Polresta Malang. (Foto: Avirista)
Tiga korban melaporkan penipuan arisan onlie ke Polresta Malang. (Foto: Avirista)

IDXChannel - Dugaan penipuan arisan online kembali terjadi, kali ini tiga orang mendatangi Polresta Malang Kota untuk mengadukan dugaan penipuan arisan online. Diduga arisan online ini korbannya mencapai sekitar lebih dari 50 orang dengan total kerugian mencapai Rp 1,5 miliar.

Tiga korban yang merasa menjadi korban dugaan penipuan arisan online, adalah FD warga Sawojajar, Kedungkandang, RCF dan DV, warga Klojen, Kota Malang. Ketiganya melaporkan NA seorang diduga pemilik arisan online yang diduga menggelapkan uang anggota puluhan arisan.

Salah seorang korban yang melapor berinisial FD menyebut, ia dan kedua korban lainnya sengaja mendatangi Polresta Malang Kota untuk melaporkan dugaan penipuan yang menyeret NA,seorang penyelenggara arisan online.

Awalnya NA yang diketahui teman calon istrinya memang mengajaknya ikut arisan online. Dia tak menaruh rasa curiga karena sang calon istri saling mengenal dengan NA. Bahkan FD beberapa kali membeli baju di NA, yang juga sebelumnya penjual baju. 

"Awalnya setahu saya, jualan (terduga pelaku) baju biasa, setelah itu dia buka kayak arisan gitu. Beberapa orang ikut, setelah itu dia cuma ngasih tau saja, mau ikut nggak. Dia itu temannya calon istri saya, teman SD-nya, kalau orang asing nggak bakal mau berhubung kita juga sudah sering belanja ke dia," ucap FD pada Senin sore (28/6/2021) usai menjalani pemeriksaan.

Dirinya menuturkan, awalnya arisan yang berlangsung sejak Januari 2021 ini sempat lancar - lancar saja. Bahkan ia dijanjikan keuntungan berlipat-lipat telah menerima setidaknya empat kali mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang ia setorkan. Dimana dijelaskan FD, ada dua jenis arisan yang bisa diikuti masyarakat

"Ada dua macam arisan sama investasi, inves (investasi) kita seumpama bayar Rp 1.250.000 dalam waktu 15 hari atau 7 hari dapat Rp 1.300.000, Rp 1.500.000 kayak gitu itu. Kalau arisan menurun dapat pertama memang bayarnya lebih banyak bayar terakhir dapatnya sedikit cuma dapatnya sedikit, cuma dapatnya lama," ungkapnya.

"Sistemnya kayak rebutan cepat - cepatan, acak grupnya dilock. Sebelum dilock ngasih info, sampai berapa sudah ada nominalnya. Dapatnya misalnya Rp 1 juta untuk 5 orang, nomor 1 bayarnya 700 (Rp 700 ribu), nomor 2 semakin menurun," imbuh FD menjelaskan sistem kerjanya.

NA meyakinkan korbannya bisa melipatgandakan uang pun memberikan iming - iming yang sama, kepada para orang yang menginvestasikan uangnya untuk mengikuti arisan online tersebut. NA bahkan juga memberikan foto KTP kepada FD, RCF, dan DV, serta beberapa nasabahnya. "Iming - imingnya dapat uang lebih, misalkan kita dikasih Rp 300 ribu, baliknya Rp 500 dalam jangka waktu beberapa hari," katanya.

Dari penuturan FD, terdapat setidaknya ada sekitar lebih dari 50 orang yang mengikuti arisan online ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Malang, Jakarta, hingga Yogyakarta, total estimasi kerugian mencapai Rp 1,5 miliar.

"Kalau saya pribadi rugi Rp 7 juta, total ada 50 orang lebih, beda - beda kota itu, total Rp 1,5 miliar sejak Januari itu. Kalau yang kami tiga orang di Malang, yang di Jakarta sama Jogja, sudah ada yang lapor katanya," kata dia.

Namun kini ia tak tahu harus bagaimana, NA hilang tanpa kabar dirinya juga tak bisa ditelpon dan dikirim pesan whatsapp sejak 26 Juni 2021. Bahkan ia sempat mendatangi rumah NA yang ada di KTP, namun ternyata rumah tersebut sudah dijual lama dan pindah.

Admin penyelenggara arisan yang dikelola NA pun tak tahu menahu keberadaan NA, sedangkan sang pacar yang diketahui tinggal satu rumah dengan NA ternyata malah mengaku juga menjadi korban penipuan, uangnya dibawa kabur oleh NA.

FD pun telah mencari ke rumah orang tuanya dan hasilnya sang orang tua tak mau dengan permasalahan yang dialami anaknya. Tak kunjung mendapat kejelasan akhirnya FD mencoba memberanikan diri mengadukan ke Polresta Malang Kota.

"Dia pada hari itu 26 kemarin saya dapat kabar NA ini nggak ada kabar, ditelpon nggak bisa di whatsapp nggak bisa, saya sih belum curiga anggapannya 1 x 24 jam, tapi yang lain sudah banyak yang bingung. Satu hari lebih saya baru komunikasi. Saya cari di rumahnya nggak ada, sampai akhirnya lapor," jelasnya.

Sementara itu korban lainnya DV, perempuan berusia 25 tahun ini mengaku harus kehilangan uang Rp 15 juta yang sampai hari ini belum ada kabarnya kemana. Ia rela memberikan uangnya kepada NA setelah dirinya menerima pemberian uang dari hasil keuntungan arisan online.

"Dapatnya bergilir, setor Rp 2 - 3 jutaan, sudah balik modal sudah 5 juta, tapi saya tambahi lagi ini kerugian saya sampai 15 juta. Saya kan tahunya dari online, cara komunikasi, bukti transfernya itu sudah rapi gitu, kalau orang lihat sekilas dari instagramnya itu bahkan ngasih tahu tertulis alamatnya, tertulis kerjaannya apa, backgroundnya apa, tertulis semua jelas disitu. Instagramnya arisan cuan mlg," beber dia.

Hal serupa dialami mahasiswa berinisial RCF yang juga kehilangan uang Rp 5.035.000 yang disetorkan ke NA dengan iming - iming bakal berlipat keuntungan. Apalagi ia sempat mendapat uang arisan 5 - 10 kali dengan modal awal yang disetorkannya Rp 1.600.000. "Iya sudah dapat beberapa kali, seingat saya 5 - 10 kali, modal awal 1.600.000," pungkasnya. (TIA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement