"Kedua tim telah menyepakati pelaksanaan konsensus Jenewa dan akan membawa kerangka tersebut kepada para pemimpin masing-masing," katanya.
Kesepakatan ini menandai upaya terbaru dalam meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap ketergantungan pada China dalam rantai pasok teknologi tinggi.
Hubungan dagang antara AS dan China selama beberapa tahun terakhir mengalami ketegangan, termasuk di sektor logam tanah jarang yang sangat penting bagi industri teknologi, pertahanan, dan kendaraan listrik. China menguasai lebih dari 60 persen produksi logam tanah jarang global, dan pembatasan ekspor oleh Beijing sempat memicu kekhawatiran pasokan global.
Selain itu, kedua negara juga terlibat dalam perang tarif yang berpotensi memicu resesi global. AS membuka negosiasi untuk banyak negara dengan menahan pemberlakuan tarif selama 90 hari.
Kesepakatan kerangka kerja terbaru ini dinilai sebagai sinyal positif, meskipun pelaku pasar masih menunggu rincian konkret dan komitmen resmi dari masing-masing pemerintahan.
(Rahmat Fiansyah)