Aset Tiga BUMN yang Dibubarkan Akan Lelang ke Investor

IDXChannel - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa sebagai asset management BUMN akan melelang aset milik tiga BUMN yang resmi dibubarkan hari ini. Rencananya, lelang dilakukan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
Adapun tiga BUMN yang sudah dibubarkan adalah PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Kertas Kraft Aceh (Persero), dan PT Sandang Nusantara (Persero). Direktur Utama PPA, Yadi Jaya Ruchandi menyebut aset perseroan yang dilelang berupa aset fisik.
PPA pun akan mengundang seluruh investor ataupun untuk mengikuti proses lelang yang dimaksud "Aset-aset fisik tiga BUMN yang dibubarkan ini memang nanti kita akan mengundang seluruh investor ataupun terkait BUMN maupun BUMD yang memang tertarik. Kita akan melakukan pelelangan melalui KPKNL," ujar Yadi dalam konferensi pers Kamis, (17/3/2022).
Yadi mencatat, sebelum Kementerian BUMN memutuskan melikuidasi ketiga perseroan negara itu, pemegang saham bersama PPA dan Danareksa telah melakukan kajian secara intensif dan mendalam. Selain itu, dilakukan koordinasi dengan kementerian dan pihak terkait.
Pembubaran ketiga perseroan dilaksanakan oleh PPA melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun RUPS Sandang Nusantara dilaksanakan pada 2 Februari 2022, Iglas 10 Februari, dan Kertas Kraft Aceh 11 Februari tahun ini.
Pasca RUPS tersebut, PPA akan membentuk tim likuidasi untuk melakukan persiapan pembubaran ketiga BUMN tersebut. Saat ini, Kementerian BUMN dan manajemen PPA masih menunggu Peraturan Pemerintah (PP) yang nantinya digunakan sebagai dasar hukum likuidasi.
Dalam kesempatan itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut PP akan diterbitkan pada Juni 2022. Menurutnya, upaya pengurangan atau perampingan perusahaan pelat merah terus diupayakan hingga 2024 mendatang.
"Tenti dengan jalan panjang yang sudah berjalan, alhamdulillah kita menunggu PP di Bulan Juni, supaya perusahaan yang selama ini, kita tidak ambil kebijaksanaan, padahal perusahaan seperti Kraft Aceh sudah tidak beroperasi sejak 2008 dan juga Iglas sudah tidak beroperasi sejak 2015, dan industri Sandang Nusantara sudah tidak beroperasi sejak 2018, kita tidak boleh terus terkatung-katung," tutup Erick. (RAMA)