Dia menambahkan, hinterland sebagai penyanggah pelabuhan Tanjung Priok saat ini lebih dominan berada di sisi timur mulai dari Bekasi hingga Karawang dan sekitarnya. Dikarenakan yang diperlukan saat ini adalah akses untuk kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan Priok.
"Soalnya saat ini sudah menjadi suatu momok bagi pengusaha logistik maupun transportasinya jika jelang weekend selalu terjadi kemacetan yang dampaknya ke sosial ekonomi mulai dari kemacetan hingga adanya potensi kejahatan di jalan," paparnya.
Adil juga mengingatkan, bahwa pada awalnya pembangunan proyek New Priok Container Terminal-One (NPCT-1) atau terminal Kalibaru dibangun ada rencana akses yang dihubungkan ke dan dari pelabuhan sehingga tidak mengganggu jalan yang sudah ada atau eksisting yang digunakan oleh seluruh masyarakat pengguna jalan.
"Untuk itu perlu dipikirkan terlebih dahulu bagaimana supaya akses dapat dibangun terkoneksi langsung ke pelabuhan Priok yang akan dikembangkan misal dengan tol Cibitung - Cilincing perlu dibuat sodetan untuk menuju langsung ke pelabuhan NPCT 1 dan NPCT 2 sehingga nantinya truk kontainer tidak menumpuk di area satu titik," jelas Adil.
Diketahui, PT Pelindo menargetkan kelanjutan proyek terminal Kalibaru pada akhir bulan ini sudah bisa memulai konstruksi. Pembangunan akan dimulai untuk Terminal Container 2 (CT2) senilai Rp 4 triliun, Terminal Produk 1, dan sebagian lahan reklamasi Terminal Kontainer 3.
(DES)