"Terkait dengan asumsi nilai tukar rupiah di level 15.000 per USD juga diperkirakan cukup rasional mempertimbangkan iklim investasi yang baik serta kondisi eksternal dari bank sentral global yang bepotensi mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga bank sentral di tahun 2024," tuturnya.
Tantangan utama pemerintah dalam memenuhi target APBN 2024 yaitu penerimaan perpajakan yang ditargetkan mencapai Rp2.307 triliun.
"Pada tahun 2024, seiring dengan penurunan potensi pajak dari sisi komoditas, tentunya realisasi perpajakan berpotensi mengalami perlambatan. Kondisi tersebut masih bisa didorong dengan sumber pertumbuhan ekonomi yang lain, sehingga penerimaan dari pajak penghasilan cenderung meningkat," terangnya.
Sementara itu, dari sisi pertumbuhan ekonomi, tantangan untuk ndonesia tahun depan, salah satunya perlambatan ekonomi China yang diperkirakan sudah mulai terjadi di tahun ini, serta potensi normalisasi harga komoditas.
"Namun demikian investasi diperkirakan akan meningkat pasca pemilu, walaupun perlu dilihat seberapa signifikan rebound dari komponen investasi di tahun depan," pungkasnya. (NIA)