Ia menambahkan pelaksanaan APBN 2025 sangat menantang karena lingkungan yang berubah dinamis serta adanya prioritas-prioritas baru dari Presiden Prabowo yang bertujuan meningkatkan kinerja ekonomi dan ketahanan negara.
Banggar DPR memutuskan untuk menyepakati usulan terkait beberapa asumsi makro seperti Pertumbuhan Ekonomi dipatok di kisaran 4,7 persen hingga 5 persen. Kemudian inflasi ditetapkan di kisaran yang lebih tinggi, yakni 2,2 persen hingga 2,6 persen.
Nilai tukar rupiah diasumsikan berada pada level Rp16.300 hingga Rp16.800 per dolar AS untuk semester II-2025. Target ini ditetapkan lebih tinggi dari asumsi APBN awal sebesar Rp16.000 per dolar AS.
Selanjutnya Harga Minyak (ICP) dengan realisasi rata-rata harga minyak diperkirakan di kisaran USD66−USD94 per barel pada semester II 2025. Untuk outlook sepanjang tahun 2025, pemerintah mematok harga minyak masih dalam jangkauan APBN sekitar USD68-82 per barel, dengan batas atas ini masih sesuai asumsi makro dalam APBN 2025.
Kemudian lifting minyak diperkirakan sebesar 593-597 ribu barel per hari (bph) pada semester II nanti. Pemerintah menyebutkan peningkatan ini karena tambahan dari Banyu Urip, meskipun proyeksi semester II ini masih lebih rendah dari target APBN 2025, yaitu 605 ribu bph.