Menurut Arief, adanya laboratorium keliling dapat meningkatkan frekuensi sampling pangan segar di peredaran serta meningkatkan respons cepat pengawasan dan tindak lanjutnya.
"Ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam memastikan jaminan keamanan pangan segar di peredaran, salah satunya dengan melakukan pengujian cepat secara langsung di lokasi dengan rapid test untuk mengetahui ambang batas aman kandungan residu pestisida dan uji formalin pada produk pangan segar," tutur Arief.
Sementara, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, menyatakan bahwa untuk saat ini, pemanfaatan mobil laboratorium keliling akan difokuskan untuk menunjang pengawasan post market di pusat selaku OKKP-P, serta di delapan provinsi selaku OKKP-D.
Delapan provinsi tersebut meliputi Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
"Sesuai dengan roadmap pengawasan keamanan pangan 2022–2024, jumlah sampel ditargetkan sebanyak 2240 sampel pada 2022 dan menjadi sebanyak 10 ribu sampel pada 2024," ujar Andriko.