Menurutnya, Starlink merupakan komplementer (pelengkap atau alternatif), bukan substitusi (pengganti). Dengan begitu, menurut Vivek kehadiran Starlink bukanlah menjadi suatu masalah besar.
"Kami telah melihat adanya percobaan oleh Starlink yang berhasil menghubungkan 200 keluarga di sebuah daerah pedesaan," ujarnya.
Vivek mengatakan bahwa menara-menara transmisi dan layanan yang ditawarkan oleh Axiata sendiri masih memiliki andil penuh pada konektivitas reguler masyarakat umum.
Lebih lanjut, Vivek juga memahami kenapa Pemerintah mendukung secara penuh investasi Starlink di Indonesia, mengingat manfaatnya dalam meningkatkan konektivitas bagi masyarakat daerah-daerah pelosok di Tanah Air.
"Dari kacamata sosial, kami memahami mengapa pemerintah Indonesia mendukung investasi Starlink karena manfaatnya dalam meningkatkan konektivitas bagi masyarakat daerah pelosok. Jadi, saat ini kami belum menganggap Starlink sebagai pesaing," tegas Vivek.
(SLF)