Robi menambahkan belum diketahui berapa lama penghentian ini akan berlaku, namun ia memperkirakan paling tidak akan berlangsung hingga tiga bulan. Situasi pandemi di India sendiri sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda, setelah pekan lalu negara itu mencatat rekor angka kematian tertinggi dalam sehari.
Masuknya daging kerbau beku dari India awalnya dipandang sebagai ancaman serius bagi kelangsungan perdagangan ternak dan daging sapi dari Australia yang telah berlangsung lama. Namun daging kerbau tersebut menemukan ceruk tersendiri dalam pasar daging di Indonesia.
Sumber ABC News menyebutkan penghentian sementara impor dari India ini akan menimbulkan kesenjangan di pasar daging. Menurut dia, dengan ketatnya impor daging sapi beku dari Australia dan Brasil di Indonesia saat ini, mau tidak mau impor sapi Australia akan menjadi alternatif paling masuk akal. "Daging yang ada di pasar saat ini benar-benar tidak mencukupi," ujarnya.
Situasi ini akan mendorong permintaan dan harga ternak sapi yang dikirim dari Australia utara akan tetap tinggi. Ternak sapi yang diekspor dari Pelabuhan Darwin bulan ini mencapai harga hingga USD4,20 per kilogram. "Ini peluang bagi peternak sapi Australia," ujar Robi Agustiar. "Namun karena harga sapi Australia terlalu tinggi, masih tetap sulit bagi pengelola penggemukan sapi Australia (di Indonesia) untuk mendapatkan keuntungan," tambahnya.
(SANDY)