"Ibu Dirut Pertamina kita harus bicara detail karena lifting kita turun terus konsumsi naik. Impor terus, (padahal) barang kita ada," kata dia.
Maka dari itu, Bahlil pun mengaku akan mencari cara agar angka lifting migas nasional bisa kembali naik. Sebab, ini menjadi salah satu hal penting agar terus menciptakan iklim investasi yang baik dan berdampak positif terhadap pendapatan negara.
"Kalau memang itu persoalannya ada di regulasi, apa yang harus diubah? Sweetener apa yang harus negara berikan agar kita kompetitif? Karena enggak bisa lagi (begini terus)," kata Bahlil.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi lifting minyak hanya 576.100 barel per hari (bph) pada Juni 2024. Padahal pada UU APBN 2024, targetnya dipatok 635.000 bph.