IDXChannel - PT Hutama Karya (Persero) tengah mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam konstruksi salah satu proyek Engineering, Procurement, & Construction (EPC)-nya. Proyek yang dimakaud adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten.
Direktur Operasi II Hutama Karya, Ferry Febrianto mengatakan dalam konstruksi PLTU Suralaya, pihaknya mengadopsi teknologi Ultra-Supercritical dan sistem penanganan polusi gas buang yang canggih.
Teknologi Ultra Supercritical memungkinkan pembangkit ini menghasilkan listrik secara efisien dan cost efficient karena membutuhkan jumlah batubara dan fuel oil yang lebih sedikit dari sistem pembangkit lainnya. Penggunaan batubara yang lebih sedikit menghasilkan polusi yang lebih sedikit pula.
“Selain itu, gas hasil buangan juga di-treatment lebih lanjut agar memenuhi standar lingkungan hidup yang berlaku,” ujar Ferry, Jumat (22/7/2022).
Sesuai peraturan, standar baku mutu untuk kandungan gas buang PLTU seperti SOx, Partikulat, dan NOx masing-masing adalah 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3 dan 550 mg/Nm3. Ferry menyampaikan berkat teknologi yang dikembangkan, maka angka-angka itu dipangkas menjadi di bawah 350 mg/Nm3, 30 mg/Nm3, dan 128mg/Nm3, secara berurutan untuk SOx, Partikulat, dan NOx.