Di samping itu teknologi USC memiliki thermal efficiency yang lebih tinggi daripada teknologi Subcritical dan Supercritical. Ferry mencatat, semakin tinggi thermal efficiency yang dihasilkan maka semakin sedikit jumlah batu bara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran.
Artinya, untuk menghasilkan output energi yang sama, teknologi USC membutuhkan jumlah batu bara yang lebih sedikit dari teknologi subcritical atau supercritical. Ini juga mempengaruhi kadar polusi yang dihasilkan.
Batubara memiliki kandungan sulphur, di mana bila dibakar akan menghasilkan sulphur dioxide (SO2). Apabila SO2 dibuang ke atmosfer, dan bercampur dengan awan, maka akan menghasilkan hujan asam. Karena jumlah batubara yang dibutuhkan lebih sedikit, teknologi USC dapat menghasilkan kandungan SO2 yang lebih sedikit pula, sehingga lebih ramah lingkungan.
Selain USC, PLTU Suralaya dilengkapi dengan sistem penanganan gas buang yang canggih. Proyek ini menggunakan sistem Electrostatic Precipitator, Flue Gas Desulphurization System dan Selective Catalytic Converter.