Di sisi lain, ia menuturkan bahwa pandemi memang membawa kondisi usaha pada ketidakpastian, sehingga investor harus jeli melihat kesempatan untuk menimbang antara peluang dan risiko tinggi serta ekspektasi imbal hasil yang tinggi untuk kompensasi risiko di kemudian hari.
Ke depannya, lanjut Syarifah, masyarakat perkotaan akan tetap membutuhkan mal tidak hanya untuk ruang belanja, namun sebagai ruang interaksi sosial antar warga kota. Sehingga menurutnya, transformasi ruang mal perlu segera diwujudkan oleh pengelola.
Dia memproyeksikan toko khusus atau unik akan menjadi tren yang akan terus berlanjut. Seperti toko produk kesehatan, toko alat rumah tangga, toko khusus variasi makanan instan, dst.
"Untuk para retailer, konsep standalone menjadi salah satu alternatif untuk tetap bertahan di tengah pandemi, mengingat retail model ini umumnya memiliki ruang interaksi yang lebih luas dengan udara terbuka, dan lebih praktis untuk para kaum urban,” tambahnya. (TYO)