IDXChannel - Pupuk Indonesia (Persero) mengungkap banyak petani beras belum mendapat pupuk nitrogen fosfor kalium (NPK) bersubsidi. Padahal, NPK dengan kandungan unsur hara dibutuhkan untuk menyuburkan luasan sawah di beberapa lokasi.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman, mengatakan impor NPK diperlukan untuk keperluan masa taman sejumlah komoditas pangan, salah satunya beras. Namun, NPK yang didatangkan dari luar negeri tidak dialokasikan untuk kebutuhan pupuk bersubsidi alias komersial. Artinya, petani hanya bisa memperoleh NPK ketika membelinya di warung Pupuk Indonesia.
"Impor (NPK) untuk pangan, untuk memenuhi sawa-sawa yang tidak kebagian pupuk subsidi, perlu NPK yang quick release juga kan, itu ya itu harus impor," ungkap Bakir saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2023).
Meski banyak lahan sawah belum memperoleh NPK bersubsidi, Bakir mengklaim pihaknya sudah memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan target pemerintah.
Pada tahun ini pemerintah menetapkan kebutuhan NPK bersubsidi sebesar 3,1 - 3,2 juta ton. Sementara, kapasitas produksi Pupuk Indonesia mencapai 3,5 juta ton.