sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bapanas Sebut Bahan Pokok Masih Aman Jelang Nataru

Economics editor Tangguh Yudha
24/11/2024 15:18 WIB
Stok beras yang dimiliki pemerintah yang berada di Bulog dalam kondisi yang cukup.
Bapanas Sebut Bahan Pokok Masih Aman Jelang Nataru (FOTO:MNC Media)
Bapanas Sebut Bahan Pokok Masih Aman Jelang Nataru (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan, ketersediaan bahan pokok seperti beras jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 masih aman.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok beras yang dimiliki pemerintah yang berada di Bulog dalam kondisi yang cukup.

Dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (24/11/2024), dengan jumlah stok beras saat ini mencapai 1,9 juta ton, pihaknya optimis intervensi berupa bantuan pangan beras dan gelontoran beras SPHP dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pada momentum Nataru.


Adapun bantuan pangan beras masing-masing sebanyak 10 kg beras yang diberikan kepada 22 juta KPM akan digelontorkan kembali pada Desember 2024.

"Bantuan pangan beras seperti rencana kita sebelumnya yakni digelontorkan di bulan Agustus, Oktober, dan Desember 2024. Bulan November ini tidak ada penyaluran bantuan pangan beras. Bantuan pangan beras akan dimulai lagi bulan Desember untuk 22 juta penerima bantuan," kata Arief.

"Sedangkan untuk beras SPHP sudah disalurkan sebanyak 1,2 juta ton dan rencana disalurkan ada penambahan 200 ribu ton sehingga sampai dengan akhir 2024 kita bisa jaga inflasi kita sesuai target di kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen," ujarnya.

Untuk menjaga stabilitas pangan, Bapanas mengaku telah menyiapkan strategi khusus. Adapun langkah yang diambil adalah melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digalakkan baik di pusat maupun daerah  di seluruh daerah.

“Menjelang Nataru ini, kita terus gencarkan GPM di berbagai daerah, khusus untuk bulan Desember ini Bapanas bersama Pemerintah daerah dan BUMN pangan serta stakeholder lainnya menargetkan GPM sebanyak 134 kali di 25 Kab/Kota 6 Provinsi,” ujarnya.

Pelaksanaan GPM dilakukan secara masif di titik-titik strategis, terutama di wilayah yang menunjukkan potensi kenaikan harga karena permintaan meningkat yaitu di daerah yang mayoritas penduduknya menyelenggarakan Natal dan Tahun Baru antara lain Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara.

Sementara itu, sejak Januari hingga November 2024 GPM telah dilaksanakan sebanyak 8.750 kali di 514 Kab/Kota dan 38 Provinsi.

(kunthi fahmar sandy)

Advertisement
Advertisement