IDXChannel - Ketetapan pemerintah dalam mengatur harga minyak goreng bersubsidi secara nasional belum benar-benar merata. Hal ini dirasakan betul oleh sejumlah penjual gorengan di Tasikmalaya, hingga mengalami sepi pembeli.
Sejumlah penjual gorengan di Kabupaten Tasikmalaya, Ari (29) bahkan mengurangi ukuran jualannya karena harga minyak goreng belum mengikuti kebijakan satu harga oleh pemerintah pusat yakni Rp14.000 per liter.
“Gimana yah, ngeluh lah kami pedagang pastinya. Kalau minyak naik tuh agak ribet juga. Tapi untuk harga jual kami sih masih tetep ya. Meski harga minyak (Bimoli) Rp42 ribu ya masih belum turun lah,” kata Ari saat ditemui MNC PORTAL, Minggu (30/1/2022).
Terkait dengan dampak, ia mengaku naiknya harga minyak terkadang berpengaruh terhadap ukuran bentuk makanan yang ia jual.
“Ya (kadang) istilahnya juga sepi pembeli yah, ya gimana dijalanin menyambung hidup walaupun kami harus mengeluh, harusnya stabilkan lagi lah pemda, khususnya kami pedagang yang terdampak,” tambahnya.
Senada apa yang disampaikan oleh Ari, pedagang lain Edi Sukardi (39) untuk dampak terbilang cukup lumayan dan membuat penjual menambah modal lebih ketika berjualan.
“Balik modal sih, tapi sekarang kan perbandingan tipis jadi gak terlalu untung. Untuk harga yang dijual pun ya kami tetep harganya,” urainya.
Sementara pedagang makanan lain, Bayu Supangkat (43) menilai dengan adanya nilai subsidi pemerintah akan sangat membantu masyarakat dalam membantu kondisi saat ini.
“Kalau promo subsidi pemerintah memang belum turun, yang literan juga belum turun yang promo paling di indomart atau di mini market yang promo paling fortune dan dalam sebulan paling sekali. Memang ada promo tapi itu kan terbatas dan gak semua kios dan bahan pokoknya juga sedang naik,“ pungkasnya. (TYO)