IDXChannel - Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Agus Sudarmadi mengatakan saat ini sistem CEISA (Costums-Excise Information System and Automation) terus dilakukan pengembangan. Terlebih lagi di era digital, menurutnya penting untuk dilakukan pengembangan sistem untuk membenahi proses ekspor-impor.
"Di CEISA terbaru pada 4.0, pembaruannya adalah menggunakan teknologi terbaru, seperti big data, artificial intelegence, dan sitting," ujarnya pada Market Review IDXChanel, Kamis (30/9/2021).
Agus menjelaskan sistem CEISA penting untuk dilakuakan perbaikan karena menjadi backbone dari nasional logistic ekosistem yang terhubung langsung dengan kementerian lembaga.
Menurutnya system bea cukai itu berada di tengah, yang mengakomodasi kepentingan tidak hanya dari bisnis sector, tapi juga untuk kecepatan pelayanan arus barang keluar dan masuk, ekspor dan impor.
"Kami juga menjembatani, adanya fungsi untuk mengcollect penerimaan negara dan melayani adanya kepentingan dari kementerian Lembaga, Ada kurang lebih 18 sampai 20 lembaga yang menitipkan aturannya di kita," sambungnya.
Untuk sistem CEISA yang diperbaharui ini menurut Agus sifatnya trasaction base, yang mana pada saat pengambilan keputusan harus melalui filtrasi dokumen secara ketat.
Seperti apakah paymentnya sudah dibayar, apakah larangan atau aturan larangan Batasan terhadap barang sudah dipenuhi, lalu apakah dengan perizinan juga sudah memenuhi ketentuan," lanjut Agus.
Agus juga menuturkan bahwa kontribusi CEISA terhadap ekonomi itu sangat besar. Dari sana Bea Cuka dapat mengcollect penerimaan kurang lebih Rp300-400 triliun.
"Kita bisa meng-collect penerimaan itu kurang lebih mencapai Rp300 sampai Rp400 triliun 32 triliun bea masuk, 4 triliun bea keluar, 175 triliun cukai, dan pungutan negara dalam rangka impor itu 168 trilun," pungkasnya.
(IND)