“Presiden menyampaikan hal ini karena beliau menilai masih ada ketidakberpihakan kepada produk lokal UMKM dalam praktik di pusat perbelanjaan maupun perdagangan digital. Presiden mengajak kita membela, melindungi, dan memberdayakan UMKM agar naik kelas,” ungkap Teten.
Teten menambahkan, Jokowi selalu memikirkan nasib produk lokal setiap kali berkunjung ke pusat perbelanjaan di Jakarta maupun kota-kota besar lainnya. Presiden sering melihat lokasi strategis dikuasai oleh merek luar yang terkenal.
“Itulah alasan Presiden selalu menyampaikan, kapan merek lokal akan naik kelas kalau di negerinya sendiri tidak diberi tempat terbaik?,” lanjut Teten.
Pernyataan Jokowi tersebut, menurut Teten bukan berarti anti impor. Faktanya, selama ini kebijakan impor juga tidak menghambat merek asing untuk masuk. Dalam sambutannya pun Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia bukan bangsa yang menyukai proteksionisme. Sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan.
“Tetapi kita juga tidak boleh menjadi korban unfair practices dari raksasa digital dunia. Transformasi digital adalah win-win solution bagi semua pihak,” tegas Teten.
Menurut Teten, keinginan Presiden agar produk lokal mendapat tempat lebih baik adalah praktik yang wajar dilakukan pemerintah di semua negara. Sebab, tidak banyak merek lokal yang sanggup bersaing secara setara dengan merek global dengan dukungan sumber daya yang tidak seimbang.