Untuk menambah kenyamanan penghuni, di kawasan pembangunan huntap juga dilengkapi prasarana pendukung oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR seperti jaringan air bersih dan sanitasi komunal (SPAL-DT), jalan lingkungan dan drainase, pagar pengaman, sambungan listrik rumah, Penerangan Jalan Umum (PJU), tempat sampah, dan fasilitas umum lainnya serta fasilitas sosial seperti balai warga dan sarana peribadatan.
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman selaku Ketua Tim Pelaksanaan Penanganan Pasca Bencana NTT dan NTB Bidang Cipta Karya Wahyu Kusumosusanto mengatakan pemerintah akan terus berupaya memberikan penyediaan infrastruktur permukiman yang aman dan berkelanjutan, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
“Dengan dibangunnya infrastruktur permukiman ini diharapkan masyarakat yang terdampak badai siklon seroja dapat menempati huntap dengan rasa aman dan nyaman,” kata Wahyu.
Pembangunan fasilitas pendukung huntap di Desa Bokong dan Desa Saukibe mulai dilaksanakan pada 9 Juni 2021 dan telah selesai 31 Agustus 2022 dengan anggaran APBN senilai Rp33 miliar.
Huntap mulai dihuni sejak September 2022 dan telah tersambung jaringan air minum dan sanitasi. Selain itu, masyarakat dapat kembali melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan sosial menggunakan fasilitas balai warga dan sarana peribadatan.
(TYO)