Namun karena harga tetap dipatok Rp9.450 per kg, selisih cukup tipis dan hampir tidak menyisakan keuntungan bagi pelaku usaha.
"Ini kita kerja sama dengan retail sekaligus kita pangkas (rantai distribusi) dengan sistem ini," katanya.
Senada, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey mencontohkan, untuk di wilayah Jakarta, harga beras Bulog kemasan kg yang diterima retail di distribution center (DC) sebesar Rp8.625 per kg. Terdapat selisih sekitar Rp825 per kg dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 per kg.
Selisih atau margin tersebut, dipakai untuk biaya bongkar muat, ongkos angkut ke outlet, hingga biaya merchandise karena menempati rak toko. Selisih tersebut dinilai cukup tipis untuk menutupi biaya-biaya distribusi hingga sampai ke outlet retail.
"Jadi kita bisa berhitung, sehingga Pak Kepala Bulog menyatakan marginnya tipis sekali. Bagi kami intinya ketersediaan pangan bagi masyarakat dan kestabilan harga," ujar dia.
(YNA)