Kesepakatan investasi itu diperoleh pemerintah Indonesia dengan produsen pembuat kaca bernama Xinyi.
Bahlil menjelaskan perusahaan tersebut merupakan perusahaan kaca terbesar di dunia yang market share-nya mencapai 26 persen.
“Ke depannya perusahaan ini telah berkomitmen untuk membangun industri di kawasan Batam, Rempang. Ini adalah pabrik terbesar nomor dua di dunia setelah China, dan pabrik terbesar nomor satu di luar China. Ini adalah hilirisasi yang dibangun dari pasir kuarsa dan beberapa bahan baku lainnya yang ada di Indonesia. Kalau kita sudah sukses membangun ekosistem hilirisasi dari nikel, sekarang kita mulai dorong ke pasir kuarsa,” ungkap Bahlil.
Nantinya, kata Bahlil, produk kaca yang dihasilkan akan diekspor karena memang pangsa pasar perusahaan tersebut diperuntukkan untuk ekspor. Selain itu, produsen kaca ini, menurut Bahlil, akan memproduksi panel surya yang juga akan diekspor.
“Total investasinya $11,5 miliar, dan mereka sebenarnya sudah melakukan investasi pertama di kawasan JIIPE (Java Integrated Industrial and Ports Estate) sebesar $700 juta. Ini pengembangan kedua. Ini terjadi akibat kepercayaan penuh investor terhadap Indonesia di bawah pemerintahan Pak Jokowi. Investasi ini menciptakan 35 ribu pekerjaan, dan ini akan berkolaborasi dengan pengusaha nasional,” jelas Bahlil.