sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bertemu dengan Menteri Ceko, Arifin Tasrif Paparkan Strategi Jangka Panjang Penurunan Emisi Gas

Economics editor Oktiani Endarwati
22/06/2021 11:13 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan tentang strategi jangka panjang mengenai penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan tentang strategi jangka panjang mengenai penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan tentang strategi jangka panjang mengenai penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi.

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan tentang strategi jangka panjang mengenai penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi. Hal itu dilakukan untuk mencapai netralitas karbon di Indonesia saat menerima kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup Republik Ceko Richard Brabec beserta para delegasi dari pejabat pemerintah dan kalangan bisnis Republik Ceko.

Menurut Arifin, netralitas karbon dapat dicapai melalui pengembangan potensi EBT secara masif, interkoneksi transmisi dan pengembangan sistem smart grid, penurunan penggunaan energi fosil, dan penerapan teknologi energi bersih pada pembangkit listrik berbasis energi fosil yang ada, serta pengembangan kendaraan listrik.

"Indonesia berkomitmen melakukan transisi pembangunan menuju rendah karbon dan ketahanan iklim secara bertahap guna mencapai target pengurangan emisi sebesar 29% pada tahun 2030 atau 41% dengan dukungan internasional," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (22/6/2021).

Saat ini, sambung Arifin, kontribusi EBT sudah mencapai 11,2% yang didominasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan PLT Panas Bumi (PLTP). Pemerintah juga tengah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) dengan menetapkan penambahan kapasitas pembangkit EBT sekitar 38 Giga Watt (GW) di tahun 2035. "Solar PV jadi prioritas mengingat biaya investasi yang relatif lebih murah, durasi instalasi yang singkat, serta memiliki potensi sumber yang besar," ungkap Arifin.

Indonesia sendiri diberkati lebih dari 400 GW potensi EBT yang tersebar di seluruh negeri dengan rincian solar sekitar 208 GW, disusul PLTA 75 GW, sumber lainnya berasal dari Angin, Bio Energi, Panas Bumi dan Laut. Untuk itu, Pemerintah Indonesia bersedia bertukar pengalaman dengan Republik Ceko dalam dalam hal percepatan phasing-out batubara dalam penyediaan energi, pembangkit listrik tenaga air, waste-to-energy, biofuel, teknologi CCUS, smart grid, dan lain-lain.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement