Dia menyampaikan, tekanan terhadap rupiah saat ini masih dalam batas wajar dan relatif moderat dibandingkan dengan negara lain. Sebab, Bank Indonesia terus memantau pergerakan nilai tukar dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.
“Depresiasi rupiah kali ini terjadi secara bertahap, tidak seperti 1998 yang terjadi sangat drastis. BI terus berada di pasar untuk menjaga agar nilai tukar tetap sesuai dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi,” kata dia.
Solikin optimistis tekanan terhadap rupiah bersifat sementara dan akan mereda seiring dengan perbaikan sentimen pasar. Dia juga menegaskan Indonesia masih termasuk dalam kelompok negara dengan kinerja ekonomi yang kuat.
“Kita harus melihat kondisi ini secara utuh. Fundamental ekonomi kita tetap solid, dan Indonesia termasuk di antara negara dengan performa ekonomi terbaik dibandingkan negara-negara sejenis,” katanya.