Mayoritas penduduk pendatang melakukan pengeluaran yang signifikan lebih besar utamanya untuk produk makanan jadi, sewa rumah, maupun produk gaya hidup seperti perawatan kecantikan dan kesehatan. Kesenjangan pengeluaran ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan di DIY menjadi tinggi.
"Hal tersebut tercermin dari tingkat gini ratio DIY yang mencapai 0,459 (September 22) tertinggi se-Indonesia," tambahnya.
Berdasarkan rilis BPS pada 13 Januari 2023, secara tahunan September 2021 ke Sept 2022, persentase penduduk miskin DIY menurun dari 11,91% menjadi 11,49% penurunan secara tahunan terutama disebabkan penurunan persentase kemiskinan di perkotaan dari 11,20% menjadi 10,64%. Sementara di pedesaan meningkat dari 13,99% di september 2021 menjadi 14% di September 2022.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan posisi Maret 2022, persentase penduduk miskin di DIY meningkat dari 11,34% menjadi 11,49%. Peningkatan persentase penduduk miskin terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan.