IDXChannel---Beberapa penduduk di India mengatakan bahwa mereka terpaksa meninggalkan jenazah di Sungai Gangga akibat melonjaknya biaya pemakaman dan kekurangan kayu untuk kremasi.
“Pandemi sekali lagi menyoroti ketidaksetaraan internasional yang ekstrim dalam akses ke vaksin dan obat-obatan yang menyelamatkan nyawa,” kata Profesor Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan di Universitas Manchester, Bina Agarwal, sebagaimana dilansir Time, Rabu (19/5/2021).
Pemerintah India dinilai gagal memesan cukup vaksin untuk populasinya tau meningkatkan program vaksinasi dengan cukup cepat. Namun, selama berbulan-bulan, Amerika Serikat (AS) juga memblokir ekspor bahan mentah penting yang dibutuhkan India untuk memproduksi vaksin, dan menimbun 20 juta vaksin Astra-Zeneca meskipun FDA tidak mengizinkan penggunaannya.
Meskipun Presiden AS, Biden telah mengirimkan bahan baku vaksin yang sangat dibutuhkan ke India dan berjanji untuk mengekspor vaksin AstraZeneca, akan butuh waktu lama bagi India untuk menyusul. Sebab hanya 2,8% dari populasi yang telah divaksinasi penuh sejak 12 Mei.
Gelombang pertama India, yang mencapai puncaknya pada September 2020. Kondisi tersebut sangat parah pada saat gelombang itu mulai menghilang. Hampir 100.000 orang telah meninggal di seluruh negeri, menurut statistik resmi.