“Untuk yang mamalia, ekskresi mamalia sebenarnya sudah siap, tetapi Biofarma nya yang belum siap untuk menangani ekskresi mamalia. Kemudian kami fokus kepada ekspresi yeast,” paparnya.
Sementara satu lagi yang paling cepat dalam pengembangan vaksin merah putih adalah Universitas Airlangga. “Satu lagi yang juga terkenal cepat itu adalah dengan Universitas Airlangga yang menggunakan inactivated virus. Dan sudah mendapat Mitra industri yaitu PT Biotis.”
“Dimana PT Biotis menurut info yang kami terima masih sedang mengurus izin CPOBnya dengan BPOM. Dan tentunya kita juga harapkan dukungan agar kita punya industri pengembangan vaksin di luar Biofarma ya,” ungkap Bambang. (TIA)