Dia menjelaskan, dari yang tadinya hanya sekitar 5 GW bisa ditambahkan menjadi 28 GW. Dengan suatu redesain, dengan adanya accelerated renewable energy development ini maka penambahan pembangkit bahkan bisa 75 persennya itu berbasis pada EBT dan hanya 25 persennya berbasis pada gas.
"Nah, untuk itu memang dengan adanya transisi energi ini kita merancang suatu perencanaan dimana the transition of energy ini akan mampu memfasilitasi acceleration of growth. Kemudian juga disini adalah bagaimana kita akan mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja, bagaimana kita akan memberikan kesejahteraan, bagaimana kita akan membangun kapasitas nasional," pungkasnya. (NIA)