Adapun jumlah dosis vaksin yang diproduksi Bio Farma akan disesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan pemerintah. Meskipun induk Holding BUMN Farmasi itu harus menggunakan anggaran secara mandiri ketika memproduksi vaksin, Honesti memastikan struktur keuangan perusahaan cukup kuat dan stabil.
"Tapi intinya keuangan kita masih sangat cukup, kalau kita mendapatkan penugasan yang lebih. Semua yang kita keluarkan sampai uji klinis ketiga ini sebesar R 300 miliar, semuanya ekuiti atau dana internal," kata dia.
Saat ini jumlah vaksin BUMN yang diproduksi Bio Farma baru mencapai 1,7 juta dosis dari target produksi sebanyak 20 juta dosis hingga akhir 2022. Dari 1,7 juta dosis tersebut, baru 300.000 dosis yang dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Adapun, kapasitas atau kemampuan produksi vaksin IndoVac dari perusahaan mencapai 120 juta dosis per tahun.
(FRI)