IDXChannel - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir buka-bukaan terkait biaya pembuatan vaksin Covid-19 BUMN, Indovac Dia menyebut dana yang dikeluarkan perseroan untuk vaksin itu mencapai lebih dari Rp300 miliar.
Dana pembuatan vaksin Covid-19 itu ternyata tak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), melainkan berasal dari kas perusahaan. Honesti merinci pihaknya sudah menggelontorkan anggaran Rp300 miliar ketika vaksin IndoVac mulai dibuat hingga uji klinis tahap ketiga.
Nominal tersebut di luar biaya produksi saat ini. "Budget sampai uji klinis aja sampai Rp 300 miliar, itu baru sampai uji klinis, nanti juga ada biaya untuk produksi," ujar Honesti dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022).
Honesti berhitung khusus anggaran produksi vaksin IndoVac akan bergantung pada penugasan pemerintah. Artinya, semakin banyak vaksin yang diproduksi, maka semakin besar dana yang dikeluarkan perusahaan.
Adapun jumlah dosis vaksin yang diproduksi Bio Farma akan disesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan pemerintah. Meskipun induk Holding BUMN Farmasi itu harus menggunakan anggaran secara mandiri ketika memproduksi vaksin, Honesti memastikan struktur keuangan perusahaan cukup kuat dan stabil.
"Tapi intinya keuangan kita masih sangat cukup, kalau kita mendapatkan penugasan yang lebih. Semua yang kita keluarkan sampai uji klinis ketiga ini sebesar R 300 miliar, semuanya ekuiti atau dana internal," kata dia.
Saat ini jumlah vaksin BUMN yang diproduksi Bio Farma baru mencapai 1,7 juta dosis dari target produksi sebanyak 20 juta dosis hingga akhir 2022. Dari 1,7 juta dosis tersebut, baru 300.000 dosis yang dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Adapun, kapasitas atau kemampuan produksi vaksin IndoVac dari perusahaan mencapai 120 juta dosis per tahun.
(FRI)