Dimusuhi WTO, Ekspor Nikel Indonesia Melesat
Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatat nilai ekspor komoditas turunan nikel Indonesia terus naik signifikan sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor bijih nikel pada awal 2020.
Sepanjang Januari-Agustus 2022, ekspor komoditas turunan nikel tercatat USD 3,6 miliar. Angka ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai USD 1,3 miliar. Angka ini juga naik empat kali lipat dibanding 2020 yang hanya sebesar USD 808 juta.
Ekspor turunan lainnya, di antaranya Feronikel juga terus meroket. Total nilai ekspor selama delapan bulan di tahun ini mencapai USD 8,76 miliar, naik hampir dua kali lipat dibandingkan 2020 yakni USD 4,74 miliar.
Uni Eropa (UE) pun kelabakan dengan melayangkan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Data menunjukkan nilai ekspor komoditas turunan nikel meningkat signifikan sejak tahun 2020," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/9/2022).
Sebelumnya pemerintah Indonesia sudah menyetop ekspor nikel mentah per 1 Januari 2020. Menurut presiden Jokowi, penyetopan ekspor nikel meningkatkan pendapatan negara menjadi 19 kali lipat.
"Di tahun 2021 ketika kita hilirisasi nikel, kita dapat US$ 20,9 miliar. Lompatannya, nilai tambah lompatannya 19 kali. Ini kalau mulai tarik lagi setop tembaga, timah dan nikel," ungkap Jokowi. (ADF)