"Selain itu, PT Hero Supermarket Tbk. juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket," kata dia melalui keterangannya, Selasa (25/5/2021).
Lebih lanjut, ke depan HERO Group akan fokus mengembangkan merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Ketiga merek dagang tersebut dinilai memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.
Berdasarkan laporan keuangan HERO per Desember 2020, menunjukkan perseroan mengalami rugi senilai Rp1,21 triliun atau anjlok dibandingkan rugi pada tahun sebelumnya Rp28,21 miliar. Pendapatan HERO turun 26,98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8,89 triliun pada 2020 dari posisi pada tahun sebelumnya Rp12,18 triliun.
Dilihat dari segmennya, penjualan makanan turun paling besar 32,67 persen yoy menjadi Rp6,05 triliun, sedangkan penjualan nonmakanan turun 10,98 persen yoy menjadi Rp2,84 triliun.
Pada akhir tahun 2020 tercatat jumlah aset HERO senilai Rp4,83 triliun atau menyusut 20,08 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya Rp6,05 triliun. Ekuitas perseroan turun 49,41 persen menjadi Rp1,85 triliun sementara liabilitas menanjak 24,95 persen menjadi Rp2,98 triliun.
(SANDY)